SANGGAR SUDUT SEKOLAH

SANGGAR SUDUT SEKOLAH

Di sebuah sudut sekolah tepatnya di samping lapangan upacara terdapat sebuah sanggar yang di dalamnya tentu saja menyimpan banyak kenangan bagi penghuni sanggar itu yang tak salah lagi adalah anggota teater yang sering melakukan aktivitas di sanggar tersebut. Tepat pukul 17.30 aku sedang berdiri di dalam gudang sanggar tersebut. Tadinya sich ingin melihat properti-properti yang ada.
“Cha, kamu lagi ngapain di situ?”, sahabatku yang bernama Tika itu bertanya padaku. Aku biasa di panggil Cha oleh teman dan sahabat-sahabatku.
“Enggak kok! Aku cuma ingin lihat-lihat properti yang ada.”
“Hati-hati Cha, kamu gak tahu gosip-gosip yang beredar kalau di gudang tempat properti itu banyak….sut ah! Aku takut!”
“Takut apaan? Di sini gak ada apa-apa kok!”
Memang benar kata orang di gudang di mana tempat menyimpan properti ada penghuni lain yang enggak bisa dilihat. Lalu tiba-tiba…
“Cha, berani gak kita buat video hantu-hantuan.”, ajak kak Yusuf.
Aku yang memang suka terhadap hal-hal seperti itu dengan semangat langsung menyetujuinya.”ok, siapa takut!”, jawabku.
Kemudian kak Yusuf me-make up patung yang ada di sanggar dengan kesan seram. Setelah itu baru dipakaikan kostum berupa kain putih agar lebih terlihat seram. Pada pintu

gudang di beri tali hingga sampai ke sudut gudang sehingga patung tersebut dapat mudah digerakan. “Ok! Semuanya sudah siap.”, kak Yusuf dengan semangat sambil merapikan patung. Anggota teater lainnya hanya bisa melihat tingkah polah aku dan kak Yusuf.
“Cha, sekarang kita mulai action.”
“Ok! Pasti hasilnya bagus.”. aku pun tak lupa mengeluarkan handphoneku sebagai media perekam.
Akhirnya jadi juga bikin video hantu-hantuan. Perekaman itu hanya memakan waktu sangat singkat.
“Cha, sekarang kita lihat hasilnya yuk.”, sepertinya kak Yusuf sudah tak sabar ingin melihat hasilnya. Saat melihat hasil video, aku dan kak Yusuf merasa senang karena hasilnya lumayan bagus juga bagi perekam amatiran seperti anak SMA layaknya.
“Waw! Cha, video ini seperti film hantu beneran ya, semoga aja suatu saat nanti kita bisa bikin film beneran, terus bisa nyaingin film-film international, he…he…”, kak Yusuf sambil ngayal.
“Hi…ngayalnya tinggi banget, baru bikin rekaman dari handphone aja udah ngayal yang tinggi-tinggi.”

Namun ketika aku ingin melihat ulang rekaman itu, aku merasa seperti ada yang aneh. Dalam video itu seperti ada beberapa bayangan yang tak ku kenal. Lalu dengan wajah setengah bingung aku membandingkan hasil video dengan keadaan di gudang. Kemudian betapa terkejutnya aku melihat kejanggalan yang ada di hadapanku.

Hasil video berbeda dengan keadaan asli di gudang. Di video terdapat enam bayangan mengerikan yang belum pernah kulihat seumur hidupku. Tentu saja dengan spontan aku menjerit ketakutan.

Teman-teman yang berada di sanggar termasuk kak Yusep langsung kaget mendengar teriakanku. “Cha, ada apa? Kok wajah kamu langsung pucat gitu?”, tanya Tika. Aku yang tak bisa bicara sepatah katapun hanya bisa menunjukkan video di handphone yang kugenggam itu.

Dengan spontan teman-teman dan kakak kelas langsung memandangi video itu. Mereka tak melihat apa pun di video itu.
“Apaan Cha, gak ada apa-apa juga, bikin kaget aja.”, kak Yusep meremehkan video itu. Kak Yusep dan yang lainnya enteng-enteng saja melihat video itu. Namun keadaan yang seperti itu langsung berubah ketika aku menunjukkan sebuah bayangan yang kulihat itu. Lalu semuanya melihat ke sebuah bayangan yang ku tunjuk.
“Aaaaaaaaaaagh!”. Semuanya berteriak ketakutan dan langsung keluar sanggar dan saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 saat matahari sedang melecit terbenam. Wajah-wajah yang ceria kini berubah menjadi pemandangan wajah-wajah yang pucat seolah tak percaya dengan apa yang terjadi. Wajah pucat dan ketakutan kini menyelimutiku, kak Yusuf, dan yang lainnya.

Bulu-bulu di kulit kak Yusuf terlihat berdiri semua. Tangannya yang lumayan mulus kini berubah menjadi penuh bintik-bintik. Tanpa pikir panjang lagi kami semua yang tengah berada di sanggar lekas cepat-cepat pulang.

Sesampainya di rumah, tak seperti biasanya langsung melihat makanan tetapi aku langsung menyalakan komputer. Aku mentransfer video yang ada di handphoneku ke komputer melalui USB. File yang semula sebuah video aku rubah format menjadi format fhoto.

“Apa-apaan ini? Haruskah aku mempercayainya? Ini benar-benar jelas sekali.”
Bayangan mengerikan itu semakin jelas kala dirubah menjadi fhoto dan tentu saja semakin jelas ketika fhoto itu dilihat melalui komputer yang ukuran layarnya 42 kali lipat ukuran layar di handphone. Lalu aku hendak menyimpan file tersebut di komputer. Tapi entah mengapa aku ingin menyimpannya dua kali. Lalu aku simpan file itu dua kali.

Tak lama setelah itu, tiba-tiba saja komputerku mati dan USB yang kupergunakan rusak total dan MMC susah dikeluarkan. Keringat dingin langsung menyelimuti tubuhku. Dan tiba-tiba saja kepalaku pusing. Karena sudah tak tahan lagi aku pun tidur.
Semenjak kejadian itu aku jatuh sakit selama 3 hari.

Aku seperti seorang artis ketika aku mulai masuk sekolah. Teman-teman dan kakak kelas banyak yang bertanya tentang hal itu. Kejadian ini menjadi gossip panas pada saat itu selama berminggu-minggu. Dan entah mengapa aku jadi segan setiap kali aku datang ke sanggar. Di suatu hari ada salah satu sahabatku bertanya.
“Cha, apa kamu mempercayai hal seperti itu?”

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan sahabatku itu. Jika aku tak percaya dengan hal semacam itu, lalu bagaimana cara aku diciptakan, pikirku. Dan mengenai video itu, hingga saat ini masih ada dalam genggamanku, dan apabila aku menghapusnya, itu belum pernah terbayangkan olehku…

terima kasih

My Profile

Foto saya
BANDUNG, jawa barat, Indonesia
TEKSTIL = spesialis benang rajut, spandex, kain, digital printing, dll IT=internet marketing, bisnis, trading forex, dll hub saya di : 082121431163 / 082218829030 virus.cantik@gmail.com

Pay Per Click